Kendari – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka mendorong pengembangan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan di seluruh wilayah Pulau Sulawesi. Langkah ini dinilai penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperluas aksesibilitas, dan meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Pariwisata harus dikembangkan secara holistik dengan melibatkan semua pihak untuk mewujudkan tujuan bersama,” ujar Andi yang juga menjabat Ketua Badan Kerja Sama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), saat dihubungi di Kendari, Selasa (8/7/2025).
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Promosi Investasi
Menurut Andi, pengembangan pariwisata lintas wilayah Sulawesi tidak hanya berdampak pada sektor wisata, tetapi juga menjadi pemicu tumbuhnya sektor-sektor lain seperti transportasi, perdagangan, dan UMKM. Ia menekankan pentingnya peningkatan akses darat, laut, dan udara di seluruh Sulawesi guna menunjang konektivitas antar destinasi unggulan.
Selain itu, ia menyebut bahwa pariwisata berkelanjutan juga harus menyentuh aspek sosial ekonomi, budaya, dan lingkungan, termasuk pemberdayaan masyarakat setempat.
“Tujuannya tidak sekadar meningkatkan kunjungan, tetapi juga promosi investasi, pelestarian budaya dan lingkungan, serta membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Sulawesi Peringkat Tiga Kinerja Wisata Nasional
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja sektor pariwisata Pulau Sulawesi saat ini berada di posisi ketiga secara nasional, setelah Jawa dan Sumatera. Sekitar 59 persen wisatawan nusantara di Sulawesi diketahui masih mengandalkan kendaraan pribadi, meski infrastruktur jalan dinilai belum sebaik di Pulau Jawa.
Andi menilai fakta ini menjadi peluang dan sekaligus tantangan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan antarprovinsi.
Pariwisata Butuh Pendekatan Lintas Sektor
Dalam upayanya mendorong percepatan pengembangan wisata, Andi menekankan bahwa sektor pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Menurutnya, kekayaan sumber daya alam Sulawesi Tenggara di bidang tambang, perikanan, dan pertanian harus dikelola secara terpadu agar mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Pariwisata harus terhubung dengan sektor lain dan membuka akses ke wilayah hinterland,” katanya.
Destinasi Kelas Dunia Butuh Sinergi Lintas Provinsi
Ia menyebutkan sejumlah destinasi wisata unggulan di Pulau Sulawesi, seperti Toraja, Geopark Maros-Pangkep, Likupang, Wakatobi, Keraton Buton, Taman Nasional Lore Lindu, hingga Labengki-Sombori. Potensi yang saling terhubung ini, menurutnya, perlu dikelola secara strategis dan terkoordinasi antarprovinsi.
Untuk itu, Andi mengusulkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antar Gubernur se-Sulawesi guna memperkuat kerja sama pengembangan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Isi MoU tersebut mencakup:
-
Peningkatan akses: pengembangan rute lintas pulau berbasis live on board (LoB) dan kapal pesiar (cruise).
-
Peningkatan investasi: pengembangan resort premium, charter cruise PELNI, forum bisnis pariwisata Sulawesi.
-
Promosi bersama: branding regional melalui program Sail Sulawesi.
-
Penguatan SDM dan kegiatan bersama: seperti Kemilau Sulawesi, pengembangan desa wisata, dan ajang sport tourism Sulawesi Berlari.
Dengan integrasi lintas provinsi dan sinergi multisektor, Andi berharap pariwisata Sulawesi mampu menjadi penggerak utama ekonomi kawasan timur Indonesia.