• Latest
  • Trending
  • All
Dedi Mulyadi Kirim Nakal ke Barak Militer: Benarkah Solusi atau Ancaman HAM?

Dedi Mulyadi Kirim Nakal ke Barak Militer: Benarkah Solusi atau Ancaman HAM?

May 7, 2025
Kasus Korupsi Dinas Kebudayaan DKI: Terdakwa Gatot Ajukan Diri sebagai Justice Collaborator

Kasus Korupsi Dinas Kebudayaan DKI: Terdakwa Gatot Ajukan Diri sebagai Justice Collaborator

July 8, 2025
Kepala BRIN: Indonesia Tak Perlu Jadi “ChatGPT Kedua”, Fokus pada Kekuatan Sendiri

Kepala BRIN: Indonesia Tak Perlu Jadi “ChatGPT Kedua”, Fokus pada Kekuatan Sendiri

July 8, 2025
BMKG: Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Masih Terdeteksi di Udara Manggarai Barat

BMKG: Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Masih Terdeteksi di Udara Manggarai Barat

July 8, 2025
Papua Pegunungan Siapkan 7 Hektare Lahan untuk Pembangunan Sekolah Rakyat

Papua Pegunungan Siapkan 7 Hektare Lahan untuk Pembangunan Sekolah Rakyat

July 8, 2025
Cegah Karhutla, 13 Ton Garam Disebar di Langit Jambi Lewat Operasi Modifikasi Cuaca

Cegah Karhutla, 13 Ton Garam Disebar di Langit Jambi Lewat Operasi Modifikasi Cuaca

July 8, 2025
Penyelundupan 5.400 Telur Penyu Digagalkan di Sambas, KKP Telusuri Jaringan Perdagangan

Penyelundupan 5.400 Telur Penyu Digagalkan di Sambas, KKP Telusuri Jaringan Perdagangan

July 8, 2025
KPK Tunggu Keterangan IDI untuk Tahan Adjie, Tersangka Korupsi Akuisisi PT Jembatan Nusantara

KPK Tunggu Keterangan IDI untuk Tahan Adjie, Tersangka Korupsi Akuisisi PT Jembatan Nusantara

July 8, 2025
Sekolah Rakyat Tanpa Tes Akademik, Fokus pada Anak Miskin Ekstrem Lewat DTSEN

Sekolah Rakyat Tanpa Tes Akademik, Fokus pada Anak Miskin Ekstrem Lewat DTSEN

July 8, 2025
RUU KUHAP Disorot, Pakar: Jangan Hanya Lindungi Pelaku, Korban Harus Dijamin

RUU KUHAP Disorot, Pakar: Jangan Hanya Lindungi Pelaku, Korban Harus Dijamin

July 8, 2025
Baznas Soroti Peran Takmir dalam Ubah Masjid Jadi Pusat Kesejahteraan

Baznas Soroti Peran Takmir dalam Ubah Masjid Jadi Pusat Kesejahteraan

July 8, 2025
KPU Bangka Butuh 3.213 Petugas KPPS untuk Pilkada Ulang 2025, Rekrutmen Diutamakan yang Berpengalaman

KPU Bangka Butuh 3.213 Petugas KPPS untuk Pilkada Ulang 2025, Rekrutmen Diutamakan yang Berpengalaman

July 8, 2025
Kemendagri Raih WTP 11 Tahun Berturut-Turut, Tito: Ini Cerminan Transparansi dan Efisiensi

Kemendagri Raih WTP 11 Tahun Berturut-Turut, Tito: Ini Cerminan Transparansi dan Efisiensi

July 8, 2025
  • Home
  • Nasional
Thursday, July 10, 2025
Info Wakatobi
No Result
View All Result
Info Wakatobi
No Result
View All Result
Home Nasional

Dedi Mulyadi Kirim Nakal ke Barak Militer: Benarkah Solusi atau Ancaman HAM?

by Hermanto
May 7, 2025
in Nasional
0
Dedi Mulyadi Kirim Nakal ke Barak Militer: Benarkah Solusi atau Ancaman HAM?
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menuai kontroversi setelah mengirim siswa nakal ke barak militer untuk menjalani pendidikan disiplin. Langkah ini, yang disebut sebagai program Demul, menimbulkan gelombang kritik tajam dari berbagai kalangan. Bukannya meredam, Dedi bahkan berencana memperluas program ini untuk orang dewasa yang dianggap bermasalah, seperti mereka yang kerap mabuk atau berkeliaran di jalanan. Rencananya, mereka akan diserahkan ke Kodam III untuk menjalani pendidikan di Dodik Bela Negara.

Namun, kebijakan kontroversial ini langsung dihujani kecaman. Annisa Yudha dari Imparsial menilai tindakan Dedi sebagai bentuk nyata militerisasi ranah sipil yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip HAM. Ia khawatir langkah ini mengaburkan batas antara urusan sipil dan militer, menunjukkan inferioritas sipil terhadap militer, dan mengancam kebebasan sipil serta demokrasi.

Dedi Mulyadi Kirim Nakal ke Barak Militer: Benarkah Solusi atau Ancaman HAM?
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Lebih jauh, Annisa mempertanyakan peran TNI yang kini terbebani urusan sipil, melebihi tugas pokok dan fungsinya sebagai alat pertahanan negara. Menurutnya, mengirim anak-anak bermasalah ke lingkungan militer yang berpotensi kekerasan justru melanggar hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang demokratis, berkeadilan, dan non-diskriminatif. Ia menekankan bahwa anak-anak merupakan kelompok rentan, dan kebijakan ini berpotensi memperkuat budaya kekerasan di dunia pendidikan. Alih-alih menyelesaikan akar masalah kenakalan anak, langkah ini dinilai keliru dan berbahaya. Pertanyaan besar pun muncul: apakah program Demul ini solusi efektif, atau justru ancaman serius bagi HAM dan demokrasi?

ShareTweetPin
Hermanto

Hermanto

Recent Posts

  • Kasus Korupsi Dinas Kebudayaan DKI: Terdakwa Gatot Ajukan Diri sebagai Justice Collaborator
  • Kepala BRIN: Indonesia Tak Perlu Jadi “ChatGPT Kedua”, Fokus pada Kekuatan Sendiri
  • BMKG: Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Masih Terdeteksi di Udara Manggarai Barat
  • Papua Pegunungan Siapkan 7 Hektare Lahan untuk Pembangunan Sekolah Rakyat
  • Cegah Karhutla, 13 Ton Garam Disebar di Langit Jambi Lewat Operasi Modifikasi Cuaca

Recent Comments

No comments to show.
Info Wakatobi

Copyright © 2017 JNews.

Navigate Site

  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Sample Page
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Sample Page
  • Tentang Kami

Copyright © 2017 JNews.