Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Selasa (8/7/2025), didorong oleh potensi tercapainya kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS, di tengah penundaan kebijakan tarif oleh mantan Presiden Donald Trump.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah terjadi karena pasar memandang kebijakan tarif Trump sebagai peluang negosiasi lebih lanjut.
“Pasar menilai penundaan tarif hingga 1 Agustus memberikan ruang tercapainya kesepakatan, sehingga rupiah menguat,” ujarnya.
Rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.206 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya di Rp16.240. Namun, Kurs JISDOR Bank Indonesia justru melemah ke Rp16.238 dari sebelumnya Rp16.237.
Penundaan tarif diumumkan melalui perintah eksekutif Trump yang memperpanjang batas waktu tarif dari 9 Juli ke 1 Agustus. AS tetap memberlakukan tarif impor 32 persen terhadap Indonesia, namun masih membuka ruang negosiasi.
Trump menyatakan Indonesia dapat menghindari tarif jika bersedia membangun atau memproduksi produknya langsung di AS. Ia juga menyebut tarif bisa disesuaikan jika Indonesia melonggarkan kebijakan dagangnya dan membuka akses pasar bagi produk AS.
Menanggapi perkembangan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertolak ke AS untuk melakukan pertemuan lanjutan dengan pejabat setempat guna membahas kelanjutan kebijakan tarif resiprokal tersebut.
“Sentimen global juga positif, dengan mayoritas mata uang dan pasar ekuitas menguat terhadap dolar AS,” tambah Lukman.